Respect City Roleplay
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Server ini Baru di Buat dan Kami akan menghormati anda jika Anda juga menghormati kami.
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLogin

 

 Pesan tetap : EMS Handbook

Go down 
PengirimMessage
Williams_Browndon
Forum Moderator
Forum Moderator
Williams_Browndon


Jumlah posting : 18
Join date : 17.02.13

Pesan tetap : EMS Handbook Empty
PostSubyek: Pesan tetap : EMS Handbook   Pesan tetap : EMS Handbook EmptyFri Feb 22, 2013 10:35 am

Dalam handbook ini akan dijelaskan setiap bagian
yang harus dikuasai oleh tiap – tiap anggota Los Santos EMS. Handbook
ini akan dibagi dalam bagian yang terdiri dari :


1. Formasi Tim

2. Basic Life Support

3. RJP

4. Manajemen bleeding

5. Manajemen fraktur

6. Manajemen korban luka bakar

7. Transportasi pasien
1. Formasi tim



Kunci
utama dalam bekerja sebagai agen kegawatdaruratan adalah tim. Oleh
karena itu, kerjasama tim sangatlah diperlukan dalam melakukan pekerjaan
ini. Untuk kegiatan patroli, dalam satu mobil ambulance diharuskan
terdapat dua personil di dalamnya ((kecuali cuma 1 yang online)). Satu
orang bertindak sebagai driver dan yang lain adalah sebagai komunikator
dengan dispatch. Sedangkan, saat menangani kasus, satu orang bertindak
sebagai ketua dan yang lain bertindak sebagai eksekutor. Ketua
diharuskan untuk bertindak dan membuat keputusan secara cepat dan tepat,
karena pekerjaan sebagai EMS sangat bergantung pada waktu.
2. Basic Life Support



Basic
life support adalah pertolongan pertama yang dilakukan pada korban
dengan keadaan yang mengancam nyawa sampai dilakukannya perawatan medis
di rumah sakit. BLS ini dapat dilakukan baik dengan alat maupun tanpa
alat. Di dalam BLS, kita akan mengenal dengan sebuah mekanisme
pertolongan yang disingkat dengan DR-ABC.
Danger :



Saat
anda telah sampai di tempat kejadian, pertama-tama periksalah apakah
keadaan sekitar anda telah aman untuk melakukan pertolongan, apakah
pasien berada di tengah jalan, apakah terdapat medan yang berbahaya di
lokasi kejadian, dan aspek-aspek lainnya yang mungkin bukan hanya
membahayakan pasien, namun juga membahayakan diri penolong pula.
Prioritaskan keselamatan anda sendiri sebelum menyelamatkan nyawa orang
lain.
Response :



Pada
tahap ini, kita selidiki apakah pasien dapat merespon kita atau tidak.
Jika pasien dapat merespon maka tahapan selanjutnya dapat kita abaikan
dan segera dirujuk ke rumah sakit. Untuk mengecek apakah pasien dapat
merespon atau tidak, kita dapat menyapa atau memanggilnya, “apakah bapak
dapat mendengar saya?”. Cara lain adalah menggoyang-goyang tubuh pasien
atau memberikan rasa nyeri di tubuh pasien yaitu dengan menggunakan:

©Coke

Dengan
menekan bagian sternum (tengah dada), bagian bawah ibu jari, dan
langit-langit mata pasien. Jika setelah kita lakukan cara diatas, pasien
masih belum merespon dapat kita putuskan bahwa pasien tidak sadar.
Airway :



Setelah
kita mendapatkan respon pasien negative, kita cek airway (jalan udara)
pasien, kita cek apakah ada yang menghalangi udara masuk ke tubuh pasien
atau tidak. Langkah pertama yaitu dengan chin-lift (jika solo), yaitu
mendorong dagu pasien ke atas ataupun dengan jaw-thrust (jika tim), yang
keduanya bertujuan untuk menaikkan lidah pasien agar tidak menghalangi
jalan udara pasien (pada pasien tidak sadar, lidah akan turun sehingga
jalur napas tertutup). Setelah itu kita cek apakah ada material-material
yang menghalangi pernapasan pasien. Berdasarkan jenis penghalang
(obstruksinya), teknik pembebasan airway dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Finger sweep, jika obstruksi berbentuk cair.
2. Cross finger, jika obstruksi berbentuk padat.
((caranya diskip aja, kepanjangan klo dibuat RP))
Breathing :



Setelah
airway pasien positif, kita cek breathing pasien tersebut. Hal ini
dapat kita lakukan dengan Look, listen, and feel (L2F). Look yaitu
melihat gerakan dada pasien, listen yaitu mendengarkan suara napas
pasien dan feel yaitu merasakan hembusan napas pasien. Jika pasien tidak
bernapas, kita lakukan napas buatan. Napas buatan dapat kita lakukan
mouth to mouth ataupun dengan instrument. Namun, jika instrument yang
kita butuhkan, yaitu Bag Valve Mask, ada, maka prioritaskan menggunakan
instrument tersebut.
Circulation :



Setelah
Breathing pasien positif, kita cek sirkulasi pasien. Kita selidiki
apakah ada denyut nadi, apakah jantung pasien berdetak. Jika kedua poin
tersebut negative, maka kita asumsikan sirkulasi pasien negative. Untuk
menyelidiki ini, kita cek nadi pasien di leher (arteri carotis), di
pergelangan tangan (arteri radialis), atau di lengan atas (arteri
brachialis). Untuk memperoleh hasil yang cepat, gunakan arteri carotis
pasien. Namun jika diduga terdapat fraktur cervix, gunakan arteri
lainnya. Jika circulation pasien negative, lakukan RJP (Resusitasi
Jantung Paru).
Setelah A, B, dan C pasien positif, segera rujuk pasien ke rumah sakit.
3. RJP



RJP/CPR
adalah prosedur pertolongan pertama yang merupakan gabungan antara
pijat jantung dan napas buatan dan berfungsi untuk mengatasi henti napas
dan henti jantung pada pasien. Prosedur ini dapat dilakukan jika tidak
ditemukan denyut jantung dan napas pasien. Prosedur untuk melakukan RJP :
1. Posisikan korban dalam keadaan berbaring.

2. Posisikan tangan anda di sternum (tengah dada) korban.

3. Tekan ke bawah dada korban ke bawah sekitar 2-3cm hingga 30 kali.

4. Berikan napas buatan sebanyak dua kali.

5. Ulangi cara diatas hingga 5 siklus (30:2).

6. Jika masih belum positif, ulangi terus.


Anda dapat berhenti melakukan RJP, jika :
1. Pasien telah sadar.
2. Bantuan medis yang lain datang.
3. Pasien dinyatakan meninggal.

AED



AED
(Auto-External Defibrillator) adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
menganalisa adanya keadaan jantung yang abnormal serta memberikan terapi
shock untuk mengembalikan ritme jantung yang normal. Prosedur
penggunaan AED ini, yaitu :
1. Posisikan pad AED di dada korban.

2. AED akan dengan otomatis menganalisa keadaan pasien, apakah pasien ‘shockable’.

3. Berikan satu kali shock pada korban (asystolic).

4. Jika tidak ada perubahan, dapat dipastikan pasien meninggal.
Asystolic = tidak ada denyut jantung.


4. Manajemen bleeding



Bleeding(pendarahan)
adalah peristiwa keluarnya darah dari sistem vaskuler. Pendarahan yang
tidak segera ditangani akan menyebabkan berkurangnya aliran darah ke
otak dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian. Untuk mengatasi
pendarahan tersebut, terdapat beberapa tahap :
Tekan-Bebat



Jika
terdapat pendarahan, segera tekan area pendarahan korban hingga
berhenti. Gunakan ambulance dressing pad untuk menekan pendarahan lalu
bebat dengan mengikatkan ambulance dressing tersebut. Jika darah masih
tetap keluar, lapisi dengan ambulance dressing yang lain, hingga luka
berhenti.
Elevasi



Setelah
pendarah berhenti segera posisikan daerah yang terluka tersebut di atas
jantung. Hal ini untuk menghindari keluarnya darah yang terus menerus.
Namun sebelumnya, jika terdapat kain/pakaian yang menghalangi, segera buang agar tidak menggangu proses penghentian
.



Jika
penyebab pendarahan adalah material luar, misal tertancap benda lancip.
Jangan sesekali untuk mengambil/menariknya, karena akan memperparah
luka pasien. Segera tutup dengan ambulance dressing dan rujuk ke rumah
sakit.
5. Manajemen fraktur



Fraktur
adalah diskontinuitas tulang atau keadaan tulang yang tidak tersambung.
Ciri-ciri dari adanya fraktur diantaranya bengkak, rasa nyeri,
krepitasi (derik tulang), deformitas (perubahan bentuk), terbatasnya
area gerak, dan false movement. Alat yang digunakan untuk manajemen
fraktur ini adalah traction splint. Untuk memberikan pertolongan pertama
pada fraktur ini, ikuti tahap-tahap berikut :
1. Fiksasi dan imobilisasi bagian tubuh korban yang diduga terdapat fraktur.

2. Buang kain/pakaian yang menutupi daerah yang terkena fraktur.

3. Letakkan traction splint di bagian bawah daerah fraktur tersebut.

4. Kaitkan ketiga sabuk agar bagian tersebut dapat terfiksasi.

5. Korban siap dirujuk.





Jika
patah yang terjadi adalah patah tulang terbuka (open fracture), segera
hentikan pendarahan, lalu segera fiksasi dan kembali ke tahapan di atas.
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi infeksi lanjutan dari faktur
tersebut serta gunakan collar breeze pada leher korban.
6. Manajemen luka bakar



Luka
bakar adalah kondisi luka (trauma) karena kerusakan jaringan tubuh yang
disebabkan oleh panas, listrik, bahan kimia, dll. Luka bakar harus
segera ditangani agar tidak terjadi shock, yang akhirnya akan
menyebabkan berhentinya kematian.
1. Segera padamkan api pada korban dan pindahkan ke tempat yang aman. Dapat menggunakan air untuk memadamkannya

2. Lakukan ABC.

3. Segera berikan cairan ringer laktat (infus) untuk mencegah terjadinya shock.

4. Tutup luka korban dengan kain bersih dan segera rujuk ke rumah sakit.

5. Berikan obat penahan rasa sakit jika perlu (aspirin, morfin (keadaan parah)).


7. Transportasi pasien



Terdapat 2 alat yang digunakan untuk transportasi pasien.
Stretcher



Stretcher
merupakan alat transportasi pasien yang biasanya dijalankan oleh dua
orang. Satu orang di bagian kepala dan yang lain di bagian kaki.
Stretcher memiliki kaki yang dapat diturunkan dan dinaikkan sehingga
dapat mempermudah transportasi pasien.
Backboard
Backboard.
Backboard adalah papan panjang yang digunakan untuk mengimobilisasi
pasien sehingga tidak terjadi gerakan tambahan saat pasien diangkut.
Backboard biasanya digunakan untuk korban patah tulang.
Kembali Ke Atas Go down
 
Pesan tetap : EMS Handbook
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Pesan tetap : All About FDSA/EMS
» Pesan tetap : Rules IC dan OOC FDSA/EMS
» Pesan tetap : Format pendaftaran FDSA/EMS
» Pesan tetap : Surat Pemecatan FDSA/EMS
»  SA News HandBook (New)

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Respect City Roleplay :: In Character :: Los Santos Medic Department & Fire Department of San Andreas-
Navigasi: